BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tanaman dalam hidupnya akan mengalami banyak hal sama
dengan manusia, dimana tanaman merupakan salah satu makhluk Tuhan yang hidup
juga. Tanaman memiliki ciri-ciri yang hampir mirip dengan manusia, mereka
membutuhkan makanan yang berupa asupan nutrisi seperti pupuk dan lain sebagainya,
mereka juga melakukan respirasi, pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya.
Satu hal ciri khas tanaman yang tidak akan pernah dimiliki oleh manusia, yaitu
kemampuannya dalam berfotosintesis.
Asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman digunakan
untu proses pertumbuhan dan perkembangan, oleh karena itulah asupan nutrisi
tersebut sangat penting bagi kehidupan mereka. Asupan nutrisi yang didapat oleh
tanaman dapat berupa pupuk organik maupun anorganik. Beberapa tahun terakhir
ini pertanian di Indonesia lebih banyak menggunakan pupuk anorganik yang pada
akhirnya menyebabkan terjadinya penurunan produktivitas tanaman dan juga
memberikan dampak buruk bagi lingkungan seperti produktivitas tanah menurun
sehingga tanah tersebut sudah mulai berkurang tingkat kesuburannya. Untuk
mengembalikan kembali kesuburan tanah maka diperlukan perubahan dengan cara
menggunakan pupuk organic dan tidak tergantung lagi pada pupuk anorganik,
mengapa pupuk organic? Karena pupuk organik banyak sekali manfaatnya
diantaranya dapat membantu mengembalikan kesuburan tanah, ramah lingkungan,
mudah didapat dan tidak mahal disamping itu pupuk organik tidak kalah dengan
pupuk anorganik dimana dia dapat memberikan pertumbuhan dan produksi tanaman
yang lebih tinggi.
Pemberian pupuk organik ini sangat berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena dari sini tanaman akan mendapatkan
nutrisi pada dirinya untuk tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan tanaman adalah
hal yang harus terjadi karena dengan tumbuh berarti tanaman tersebut mengalami
fase vegetatif dimana dari sebuah benih/biji dia tumbuh menjadi suatu tanaman
utuh yang nantinya akan menghasilkan buah atau yang lainnya sesuai dari jenis
tanaman tersebut. Pertumbuhan adalah perubahan ukuran suatu tanaman yang tidak
dapat kembali lagi ke keadaan semula atau disebut irreversible dan dapat dinilai dengan kuantitatif seperti
tinggi tanaman dan lain sebagainya.
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan pada tanaman
adalah suatu perubahan menjadi semakin kompleksnya suatu organ dan bertambahnya
fungsi organ tersebut. Perkembangan suatu tanaman tidak dapat dilihat dari
nilai kuantitatif, melainkan suatu kematangan dari tanaman untuk menjadi
dewasa. Perkembangan akan selalu menyertai apabila pertumbuhan telah terjadi .
Pertumbuhan dan perkembangan akan mempengaruhi ataupun
merubah keadaan suatu sel, jaringan maupun organ untuk berubah menjadi lebih
besar dari ukuran semula maupun lebih dewasa dan pada proses ini akan terjadi banyak
hal pada tanaman baik secara anatomi maupun fisiologis. Pertumbuhan dan
perkembnagn akan melibatkan banyak hal dan juga dipengaruhi oleh banyak faktor,
mulai dari faktor lingkungan, faktor abiotik dan juga faktor biotik.
Factor-faktor pendukung tersebut sangat penting keberadaannya untuk mendukung
terjadinya pertumbuhan dan perkembangannya.
Untuk mengetahui seberapa jauh tentang pertumbuhan dan
perkembangan dari suatu tanaman dan bagaimana proses terjadinya, maka
dilakukannya suatu percobaan pertumbuhan dan perkembangan. Percobaan ini
dilakukan menggunakan sebuah biji untuk dikecambahkan dan juga bibit tanaman.
dari percobaan ini diharapkan praktikan dapat mempelajari dan mengetahui proses
perkembangan dan pertumbuhan dan juga dapat mengamati bagian-bagian dari
tumbuhan tersebut yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
1.2 Tujuan
1. Untuk mempelajari terjadinya proses pertumbuhan dan perkembangan organ
tanaman
2. Untuk mengamati letak daerah pertumbuhan pada akar dan pucuk tanaman.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan dan produktivitas dari tanaman
ditentukan oleh tingkat kualitas bahan yang akan ditanaman, dimana kualitas
yang bagus akan menghasilkan tanaman yang bagus pula. Tetapi disamping hal
tersebut tanaman membutuhkan penambahan pupuk organik dan unsur hara untuk
partumbuhannya. Unsure hara yang dibutuhkan tersebut bisa saja tersedia dalam
tanah dan apabila kurang dapat ditambahi sendiri sesuai kebutuhan dari tanaman
tersebut. Pupuk organik yang dimaksud adalah bahan yang sebagai pengganti dari
pupuk anorganik, dimana pupuk organik ini akan memberikan hasil yang lebih
bagus dari pada pupuk anorganik. Pupuk organik ini dapat berupa pupuk hijau,
kompos, pupuk kandang dan lain sebagainya. Hasil yang akan diberikan oleh pupuk
organik akan lebih baik dari pada pupuk anorganik dan dampaknya terhadap
lingkungan juga baik karena pupuk ini ramah lingkungan dan dapat memperbaiki
keadaan tanah (Baskoro dan Purwoko, 2010).
Pertumbuhan merupakan suatu keadaan
pertambahan ukuran dimana ukuran tersebut tidak akan kembali lagi ke kondisi
semula, pertumbuhan terjadi karena adanya kegiatan pembelahan sel pada jaringan
meristematik secara mitosis yang dapat kita dilihat dengan pertambahan jumlah
daun, bertambahnya tinggi tanaman maupun akar tanaman yang semakin memanjang. Terjadainya
pertumbuhan dapat diukur dan dinilai secara kuantitatif, sedangkan perkembangan
berbeda dengan pertumbuhan dimana perkembangan dapat dilihat dengan perubahan
bentuk, karena perkembangan ini merupakan bertambah kompleksnya suatu organ dan
fungsinya juga (Tim Biologi, 2004).
Budidaya rumput laut keberhasilannya sangat bergantung
pada beberapa faktor lingkungan diantaranya suhu, salinitas, DO, pH, kadar
oksigen, intensitas cahaya, nitrat dan fosfat. Dengan menambahkan pupuk NPK
seperti urea dianggap alternatif dalam memelihara kesuburan dari rumput laut
itu sendiri, seperti diketahui kondisi perairan laut setiap tempat berbeda
sehingga kebutuhan nutriennya juga akan berbeda. Pemberian pupuk NPK ini
diharapkan dapat meningkatkan daya tahan tanaman pada serangan penyakit dan
terutama dapat memacu pertumbuhan tunas muda, karena pupuk ini mengandung unsur
N, P dan K yang dibutuhkan oleh tanaman (Setiaji et al, 2012).
Tanaman jarak mulai dilirik dunia, dimana tanaman ini
dimungkinkan untuk menjadi tanaman cadangan penghasil minyak apabila minyak
dunia mulai menurun. Pertumbuhan tanaman ini relative cepat dan dapat
menghasilkan biji dalam waktu sekitar 1-3 tahun, sesuai dengan keadaan curah
hujan dan cara perbanyakannya. Dalam penyediaan benihya diperlukan 2 faktor
yaitu kualitas dan kuantitas benih tersebut harus bagus agar mendapat hasil
minyak yang bagus pula (Prihastanti, 2010).
Tanaman memerlukan nutrient untuk digunakan sebagai
sumber energi yang akan dipergunakan dalam penyusunan berbagai sel selama proses
pertumbuhan dan perkembangannya. Nutrient yang digunakan pada tanaman rumput
laut ini adalah unsure nitrogen dimana unsure ini dapat menjadi alternatif
dalam memelihara kesuburan rumput laut, unsur ini dapat membantu untuk tetap
menjaga kesegaran dari rumput laut karena unsure ini merupakan salaha satu
unsur pentusun dari klorofil yang terdapat di daun tanaman dan unsure ini dapat
membantu dalam pertumbuhan dan pembentukan jaringan yang ada pada tanaman
(Budiyani et al, 2012).
Setiap sel selalu mengalami pembelahan untuk terus
berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan sel menunjukkan bahwa sel selalu
mengalami deferensiasi menjadi bagian khusus dari tumbuhan dan masih ada bagian
sel yang bersifat emberional, dimana sifat itu menunjukkan bahwa bagian tersebut
memiliki kemampuan untuk terus membelah, jaringan tersebut terkenal dengan
sebutan jaringan meristem. Jaringan meristem merupakan jaringan muda yang
terdapat pada tanaman dewasa yang selalu aktif membelah (Mulyani, 2006).
Tahapan dalam
pertumbuhan dan perkembangan benih ada 4, yaitu:
1. Tahap awal pertumbuhan, pada tahapan ini dimulai dari terjadinya proses
fisika, dimana biji mulai melakukan imbibisi. Pada saat proses imbibisi
enzimpun mulai beraktifitas sehingga menghasilkan berbagai reaksi kimia didalamnya.
Pada saat enzim mulai bekerja maka proses metabolisme pun mulai terjadi dan ini
disebut proses biologi.
2. Tahapan perkecambahan, tahapan ini biji memulai hidupnya dengan
mengeluarkan bagian tanaman sedikit demi sedikit. Perkecambahan terbagi menjadi
dua yaitu tipe perkecambahan epigeal dan hypogeal.
3. Tahapan pertumbuhan primer, setelah kecambah mulai muncul maka
selanjutnya akan tumbuh jaringan meristem yang akan membentuk akar, batang dan
daun.
4. Tahapan pertumbuhan sekunder, pada tahapan ini jaringan pada tanaman
akan membentuk lebih dewasa, dimana meristem primer akan membentuk menjadi
jaringan permanen dan meristem sekunder akan melakukan pertumbuhan sekunder
seperti pembentukan kambium, yang mana cambium tersebut apabila terbentuk ke
luar akan membentuk menjadi floem dan apabila ke dalam menjadi xilem (Salisbury dan Ross, 2003).
Terdapat beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, yaitu:
-
Nutrisi, tanaman memerlukan berbagai
nutrisi yang seimbang untuk memperlancar pertumbuhannya.
-
Air, seperti kita ketahui air merupakan
kebutuhan yang paling vital dalam hidup baik bagi manusia, hewan ataupun
tumbuhan. Hal ini dikarenakan fungsi air bagi tanaman sangat banyak diantaranya
untuk fotosintesis, respirasi dan lain-lain.
-
Cahaya, peran dari cahaya sangat diperlukan
oleh tanaman untuk membantu dia dalam proses fotosintesis.
-
Suhu atau temperature, suhu optimum untuk
tumbuhnya tanaman yaitu 150C - 300C.
-
Kelembapan, keadaan lembab akan memicu
penyerapan air dan mengurangi terjadinya penguapan, sehingga dapat membantu
dalam aktivitas pemanjangan sel.
-
Oksigen, senyawa ini dibutuhkan untuk
pemecahan senyawa bermolekul besar yang dapat menghasilkan energi untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan (Darmawan dan Baharsjah,
1998).
Pertumbuhan tanaman jahe yang optimal harus tercukupi
unsure N, P, K nya karena tanaman ini adalah tanaman yang menghasilkan rimpang.
Meskipun tanaman ini membutuhkan unsure NPK, yang paling banyak diserap olehnya
adalah unsur K dibanding dengan yang lain. Rasio serapannya yaitu N (2,5) : P
(1,0) : K (3,8). Tidak beda jauh dengan jahe, temulawakpun menyerap unsur K
lebih banyak daripada unsur NP. Diketahui bahwa unsure K banyak memiliki fungsi
penting pada proses fisiologis tanaman seperti untuk aktivitas enzim pengaturan
sel turgor, fotosintesis dan lain-lain (Rahardjo, 2012).
BAB 3. METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum
mata kuliah fisiologi tumbuhan acara Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 2 Maret 2013 pada pukul 09.30 WIB sampai
selesai bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Kecambah kacang tanah
2. Aquadest
3. Tinta hitam (tinta cina)
4. Kertas filter
5. Benang
6. Bibit kacang panjang yang dikecambahkan di polybag
3.2.2 Alat
1. Beaker glass
2. Objek glass
3. Penggaris
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pertumbuhan Akar
1. Menyediakan suatu ruangan yang lembab dengan jalan melapisi sisi dalam
beaker glass dengan kertas filter basah/lembab.
2. Melapisi objek glass dengan kertas filter kasar dan basah.
3. Memilih 7 kecambah kacang tanah yang baik atau (lurus) dan sehat dengan
akar lebih dari 1 cm.
4. Memberi tanda kecil (titik) pada 5 biji kecambah dengan tinta cina sebanyak 10 tanda mulai dari ujung akar
dengan jarak interval 2mm. memberi tanda pada kecambah yang lain dengan jarak
10 mm dari ujung akar sebagai control.
5. Meletakkan kecambah-kecambah tersebut pada objek glass dengan mengikat.
Mengusahakan ujung akar selalu menempel pada kertas filter. Memasukkan kedalam
beaker glass yang lembab kemudian menyimpan di tempat gelap.
3.3.2 Pertumbuhan Pucuk
1. Menanam biji kacang panjang dalam bak pasir dan membiarkan beretiolasi
selama 4 hari ditempat gelap.
2. Memberi 10 tanda pada epikotil dari 5 kecambah dengan interval 2 mm yang
mengambil dari pucuk tanaman dengan menggunakan tinta cina.
3. Menandai pada 2 kecambah yang lain dengan satu tanda 20 mm dari pucuk
tanaman sebagai kontrol, kemudian menempatkan pada tempat yang gelap.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.4 Hasil
Data hasil pengamatan pertumbuhan pucuk
Interval
|
Hari ke-
|
||||
0
|
2
|
4
|
6
|
||
I
|
1
|
0,2
|
10
|
20,3
|
6
|
2
|
0,2
|
0,7
|
0,8
|
23,4
|
|
3
|
0,2
|
0,3
|
0,37
|
0,9
|
|
4
|
0,2
|
0,2
|
0,2
|
0,41
|
|
5
|
0,2
|
0,2
|
0,2
|
0,32
|
|
II
|
1
|
0,2
|
7,9
|
19
|
24,3
|
2
|
0,2
|
0,7
|
0,83
|
0,91
|
|
3
|
0,2
|
0,5
|
0,5
|
0,5
|
|
4
|
0,2
|
0,3
|
0,34
|
0,4
|
|
5
|
0,2
|
0,2
|
0,21
|
0,25
|
Data hasil pengamatan pertumbuhan akar
Interval
|
Hari ke-
|
||||
0
|
2
|
4
|
6
|
||
I
|
1
|
0,1
|
1
|
1,5
|
1,5
|
2
|
0,1
|
0,16
|
0,75
|
0,75
|
|
3
|
0,1
|
0,1
|
0,5
|
0,5
|
|
4
|
0,1
|
0,12
|
0,62
|
0,62
|
|
5
|
0,1
|
0,12
|
0,70
|
0,70
|
|
II
|
1
|
0,1
|
0,5
|
0,75
|
0,75
|
2
|
0,1
|
0,62
|
0,97
|
0,97
|
|
3
|
0,1
|
0,72
|
0,85
|
0,85
|
|
4
|
0,1
|
0,37
|
0,63
|
0,63
|
|
5
|
0,1
|
0,59
|
0,82
|
0,82
|
3.5 Pembahasan
Pertumbuhan memiliki arti bertambahnya jumlah dan
ukuran sel suatu benda hidup misal tanaman, dimana ukuran tersebut tidak akan
kembali lagi ke ukuran sebelumnya dan ukuran tersebut berupa kuantitatif.
Sedangkan perkembangan disini lebih kompleks dari pertumbuhan dimana
perkembangan tidak hanya dalam ukuran kuantitatif tapi perubahan spesifikasi yang menjadikan
suatu tanaman akan menjadi semakin kompleks suatu organ dan fungsinya dan ini berhubungan dengan susunan anatomi dan
fisiologisnya. Dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan maka tanaman akan
mengalami suatu perubahan seperti makhluk hidup lainnya, mulai dari proses
perkecambahan sampai panen nanti. Suatu biji tanaman akan melakukan pertumbuhan
dimana Pada awal pertumbuhannya tanaman akan berkecambah dan akan membentuk
suatu akar kebawah dan membentuk pucuk ke atas, pertumbuhan ini akan
menghasilkan organ yang banyak. Apabila jumlah daun banyak maka akar juga akan
banyak terbentuk. Tanaman akan membentu akar untuk pertama perkecambahannya yag
nantinya banyak memiliki fungsi mulai dari penguat tanaman, sebagai pemasok
unsur hara sehingga tanaman mampu untuk bertahan hidup. Dan setelah itu akan
terbentuklah pucuk. Pertumbuhan ini akan selalu terjadi pada jaringan meristem
yaitu jaringan muda yang selalu aktif membelah, sehingga tanaman dapat menjadi
tanaman yang kompleks yang memiliki fungsi pada setiap bagiannya.
Pertumbuhan tanaman akan selalu dipengaruhi oleh
beberapa faktor mulai faktor luar maupun faktor dalam, factor pendukung dari
pertumbuhan tanaman dapat menjadi faktor penghambat bila tidak sesuai dengan
tanamannya, beberapa factor pendukung dan penghambat pertumbuhan tanaman yaitu:
1. Faktor eksternal, factor ini terdiri dari:
a. Cahaya, pada awal pertumbuhan tanaman cahaya tidak begitu banyak
dibutuhkan saat proses perkecambahan karena dia akan menghambat proses
perkecambahan tetapi saat tanaman telah tumbuh dan siap untuk berfotosintesis
maka cahaya akan sangat dibutuhkan saat itu.
b. Suhu, pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang sangat baik apabila
telah mencapai suhu optimum, dimana suhu tersebut telah mencapai 100C
- 380C, apabila suhu tempat tanaman tersebut tumbuh kurang dari 100
C dan lebi dari 400C maka
yang akan terjadi tanaman tidak akan tumbuh.
c. Air, kebutuhan utama makhluk hidup adalah air dari spesies apapun
makhluk itu tidak akan pernah terlepas dari yang namanya air karena air adalah
sumber kehidupan. Tersedianya jumlah air yang cukup bagi tanaman akan
memudahkannya dalam melakukan metabolisme seperti fotosintesis, tetapi apbila
air kurang maka akan menghambat proses metabolisme pada tanaman tersebut.
d. Oksigen, pada tanaman yang kekurangan oksigen akan mengganggu proses
respirasi dimana proses respirasi tersebut akan menghasilkan energi dan pabila
energi kurang maka yang akan terjadi pertumbuhan akan terganggu.
e. Nutrisi, bagi pertumbuhan tanaman sangat diperlukan sebuah nutrisi
ataupun unsur hara yang akan membantu dalam mensintesis sel, nutrisi tanaman
haruslah tercukupi untuk membantu dalam pertumbuhannya karena apbila nutrisi
kurag tanaman akan menunjukka gejala-gejala yang akan menghambat pertumbuhan
dan perkembangannya.
f. Kelembaban, pemanjangan sel pada tanaman akan terjadi apabila kelembaban
optimum sehingga tanaman akan dapat mencapai pertumbuhan yang maksimum.
g. Edaphik: keadaan tanah/media yang sesui dimana semua komponen tanah
telah baik dan terpenuhi akan membantu pertumbuhan dan perkembangannya.
h. Biologis, keadaan biologis disekitar tanaman seperti adanya serangan
gulma dan lain-lain akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
2. Factor internal terdiri atas:
a. Ketahanan tanaman terhadap lingkungannya.
b. Laju fotosintesis akan mempercepat terjadinya pertumbuhan pada tanaman.
c. Hormon yang tedapat dalam tanaman akan membantu dalam mempercepat
pertumbuhan tetapi apabila hormone tanaman tersebut tidak seimbang maka akan
menjadi penghambat pada pertumbuhan tanaman tersebut.
d. Inhibitor pada tanaman akan memperlambat pertumbuhan tanaman karena dia
sifatnya berlawanan dengan enzim katalis.
e. Gen pada tanaman akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangannya.
f. Kandungan klorofil tanaman
g. Tipe dan letak meristem , dan lain-lain.
Kelembaban memiliki pengaruh penting pada pertumbuhan
akar tanaman, dimana kelembaban tersebut akan memudahkan tanaman untuk
mendapatkan dan menyerap air sehingga dengan terpenuhinya air maka akar akan
dengan mudah tumbuh dan juga melakukan pembelahan sel serta menjadikan sel akar
lebih panjang sehingga dengan bertambah panjangnya akar maka tanaman akan lebih
mudah lagi untuk mendapatkan asupan air dan unsur hara sehingga pertumbuhan
tanaman akan optimal dan akar tersebut juga akan membantu tanaman untuk lebih
kokoh. Biji tanaman yang dikecambahkan akan tumbuh sangat cepat, tetapi keadaan
tanaman tidak begitu kokoh dan daunnya akan pucat karena tidak mendapatkan
cahaya matahari yang cukup hal ini disebut dengan etiolasi, etiolasi disini
akan membantu pada pertumbuhan pucuk tanaman tetapi tidak dengan daun, dimana daun
yang terkena etiolasi akan pucat karena klorofil kekurangan cahaya matahari.
Terjadinya etiolasi ini adalah tidak terurainya auksin dan memperpanjangnya sel
batang yang tak terkendali tetapi batang tersebut sangat lemah.
Dari data hasil pengamatan yang didapat pada
perkecambahan biji kacang tanah dengan 5biji dan menggunakan 5 interval dengan
2 kali ulanga dimana pertumbuhan pucuk lebih tinggi dari pada pertumbuhan akar,
dimana pertumbuhan pucuk tertinggi terdapat pada bagian tanaman yang interval 1
ulangan 2 dengan nilai 24,3 cm dan terkecil pada interval 5 ulangan 2,
sedangkan pada pertumbuhan akar yang tertinggi pada interval 1 ulangan 1 dengan
nilai hanya 1,5 cm dan terkecil pada interval 3 ulangan 1 dengan nilai 0,5 cm.
tetapi pada pengukuran akar ini pada hari ke-6 terjadi stagnasi karena akar
tanaman banayak yang ditumbuhi oleh jamur dan juga tinta penanda intervalnya
hilang sehingga pada hari ke-6 pengukuran tidak dilakukan. Lebih tingginya
nilai pucuk daripada akar disebabkan karena terjadinya etiolasi yang
mempercepat pertumbuhan pucuk tanaman.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dengan judul perkembangan dan
pertumbuhan tanaman dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang berbeda dimana
pertumbuhan bersifat irreversible dan perkembangan lebih kepada deferensiasi
dan perkembangan lebih kompleks dari pertumbuhan, sedangkan pertumbuhan dapat
dinilai dengan cara kuantitatif.
2. Faktor yang mendukung pertumbuhan akar dan pucuk bisa menjadi factor
penghambat juga apabila kebutuhannya tidak sesuai, contohnya cahaya, air,
kelembaban, gen, laju fotosintesis dan lain sebagainya
3. Kelembaban memiliki pengaruh penting bagi pertumbuhan akar karena dengan
keadaan yang lembabnya optimal maka akar akan mudah untuk memanjang dan
pertumbuhan menjadi lebih optimal.
4. Etiolasi yang terjadi pada tanaman akan membuat tanaman tumbuh lebih
panjang dan daun tanaman akan memucat karena kekurangan cahaya matahari,
sehingga tanaman tidak aktif dalam berfotosintesis.
5. Hasil dari praktikum pertumbuhan dan perkembangan tanaman didapatkan
data yang menunjukkan bahwa pertumbuhan pucuk tanaman lebih tinggi dari pada
akar tanaman karena perkecambahan dilakukan pada tempat yang kurang cahaya.
5.2 Saran
Pada praktikum kali ini hendaknya praktikan
menggunakan tinta yang tidak mudah hilang agar pertumbuhan pucuk ataupun akar
yang telah ditandai dapat tetap diukur dan memperhatikan kelembaban pada media
perkecambahan agar tidak ditumbuhi jamur pada akar tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Baskoro, Dan dan B. S. Purwoko. 2010.
Pengaruh Bahan Perbanyakan Tanaman dan Jenis Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan
Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis). J. Hort
Indonesia, 2 (1): 6-13.
Budiyani, F. B., K. Suwartimah, dan
Sunaryo. 2012. Pengaruh Penambahan Nitrogen dengan Konsentrasi yang Berbeda
terhadap Laju Pertumbuhan Rumput Laut Caulerpa racemosa var. uvifera. Journal
Of Marine Research, 1 (1): 10-18.
Darmawan,
Januar dan S. J. Baharsjah. 1998. Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Jakarta: SITC.
Mulyani, Sri E. S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Prihastanti,
Erma. 2010. Perkecambahan Biji dan Pertumbuhan Semai Tanaman Jarak Pagar (Jatropha
Curcas L.). Buletin Anatomi dan Fisiologi, XVIII (1): 49 – 56.
Rahardjo, Mono. 2012. Pengaruh Pupuk K
terhadap Pertumbuhan,hasil dan Mutu Rimpang Jahe Muda (Zingiber officinale Rocs.).
Jurnal Littri, 18 (1): 10 – 16.
Salisbury, Frank B. dan C. W. Ross. 2003. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
Setiaji, K., G. W. Santoso, dan Sunaryo.
2012. Pengaruh Penambahan NPK dan Urea pada Media Air Pemeliharaan terhadap
Pertumbuhan Rumput Laut Caulerpa racemosa var. uvifera. Journal Of
Marine Research, 1 (2): 45-50.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar